Limbah kimia merupakan sisa bahan dari sebuah percobaan atau eksperimen yang menggunakan bahan-bahan kimia. Bahan tersebut bisa berupa bahan kimia yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Ketika Anda ingin melakukan pembuangan limbah kimia tentunya harus memperhatikan beberapa faktor.
Bahan kimia berbahaya dari sisa-sisa limbah bisa menjadi racun yang mengganggu kesehatan dan akhirnya memunculkan masalah baru seperti penyakit yang disebabkan oleh nyamuk malaria dan polusi udara. Maka dari itu, penting untuk melakukan pengolahan limbah kimia dengan benar supaya tidak terjadi hal-hal buruk di sekitar Anda. Simak ulasannya di bawah ini.
1. Menyimpan Limbah
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika menyimpan limbah kimia untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, diantaranya adalah :
- Hindari menyimpan wadah limbah di dekat air atau wastafel.
- Tidak menyimpan limbah di lemari asam, hal ini dapat menimbulkan reaksi kimia yang berbahaya.
- Sesuaikan wadah untuk menyimpan limbah. Umumnya, wadah yang sering digunakan untuk menyimpan limbah terbuat dari gelas (kaca) atau polietilen.
- Jangan memakai wadah yang terbuat dari kaleng logam jika limbah bersifat asam dan basa kuat, karena dapat menyebabkan kerusakan wadah dengan cepat.
2. Memberi Label Wadah Kimia
Langkah ini juga penting dilakukan agar masing-masing bahan kimia tidak bercampur dengan bahan yang dapat membahayakan. Sebaiknya gunakan warna yang mencolok pada saat memberi label pada wadah limbah.
Tulis keterangan seperti nama lengkap bahan (tunggal atau campuran), mulai penyimpanan, tanggal pembuangan dan informasi penting lainnya. Khusus untuk tulisan "limbah berbahaya" jangan sampai hilang. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari terjadi pencampuran bahan yang semestinya tidak ikut bercampur.
3. Metode Pembakaran Limbah (Insinerasi)
Pada umumnya, metode insinerasi banyak digunakan untuk mengelola limbah medis dan beberapa racun kimia. Metode insinerasi atau pembakaran juga menjadi salah satu opsi dalam mengolah beberapa jenis limbah, termasuk limbah kimia.
Tak hanya karena lebih hemat tempat, metode pembakaran ini dinilai cukup efektif dalam mengurangi volume limbah padat hingga 95% dan pengurangan berat mencapai 80%.
Caranya dengan memasukkan limbah ke dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke atmosfir berupa senyawa CO2 dan H2O. Bahan-bahan seperti mineral, logam dan bahan organik lainnya yang tidak terbakar tersisa dalam bentuk abu yang beratnya 10-30% dari berat aslinya (tergantung dari jenis limbah).
4. Metode Desinfeksi
Metode ini biasanya digunakan pada limbah kimia cair. Caranya adalah dengan menambahkan disinfektan berupa bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit menjadi tidak aktif.
Disinfektan yang biasanya digunakan adalah khlorine dioxide, besi dan mangan, yang berfungsi untuk oksidasi zat organik, mengontrol masalah rasa, warna dan pertumbuhan patogen. Biasanya metode ini digunakan pada saat mengolah air yang bercampur limbah kimia agar menjadi air bersih siap minum.
Itulah beberapa cara yang benar ketika Anda mengelola limbah kimia. Jangan biarkan limbah menjadi penyakit yang membahayakan. Maka dari itu, Anda harus mengetahui cara tepat untuk mengolahnya. Semoga bermanfaat.